Tiga Landasan Utama (2) "MENGENAL ALLAH, 'AZZA WA JALLA"
Oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Ikuti Panduan Download jika anda kesulitan untuk mendownloadnya
Jika linknya sudah mati atau tidak bisa mendownload silahkan hubungi Pengelola
Apabila anda
ditanya : Siapakah Tuhanmu ? Maka katakanlah : tuhanku adalah Allah, yang
memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni'mat yang
dikaruniakan-Nya. Dan dialah sembahanku, tiada sesembahan yang haq selain Dia.
Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya
: Segala puji hanya milik Allah Tuhan Pemelihara semesta alam".
(Al-Faatihah : 1).
Semua yang
ada selain Allah disebut Alam, dan aku adalah salah satu dari semesta alam ini.
Selanjutnya jika anda ditanya : Melalui apa anda mengenal Tuhan ? Maka
hendaklah anda jawab : Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui
ciptaan-Nya. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah : malam, siang, matahari
dan bulan. Sedang di antara ciptaan-Nya ialah : tujuh langit dan tujuh bumi
beserta segala mahluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara
keduanya.
Firman Allah
Ta'ala.
"Artinya
: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kamu
bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya
jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya beribadah" (Fushshilat : 37).
Dan
firman-Nya :
"Artinya
: Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada
siang, senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula) matahari
dan bulan serta bintang-bintang
semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah
mencipta dan memerintah itu. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam".
(Al-A'raaf : 54).
Tuhan inilah
yang haq disembah. Dalilnya, firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: Wahai manusia ! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang
yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (Tuhan) yang telah menjadikan untukmu
bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan air (hujan)
dari langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan segala buah-buahan sebagai
rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah,
padahal kamu mengetahui". (Al-Baqarah : 22).
Ibnu Katsir 1
Rahimahullah Ta'ala, mengatakan :"Hanya Pencipta segala sesuatu yang
ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam ibadah".(Lihat Ibnu
Katsir, Tafsir Al- Qur'an Al-'Azhim, (Cairo, Maktabah Dar At-Turats, 1400H)
jilid. 1 hal. 57.
Dan
macam-macam ibadah yang diperintah Allah itu, antara lain : Islam (Syahadat,
Shalat, Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do'a, Khauf (takut), Raja' (pengharapan),
Tawakkal, Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas), Khusyu' (tunduk), Khasyyah
(takut), Inabah (kembali kepada Allah), Isti'anah (memohon pertolongan),
Isti'adzah (meminta perlindungan),
Istighatsah
(meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), Dzabh (penyembelihan)
Nadzar dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan olehAllah.
Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Artinya
: Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah
kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah".
(Al-Jinn : 18).
Karena itu
barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka dia adalah
musyrik dan kafir. Firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah,
padahal tidak ada satu dalilpun baginya tentang itu, maka benar-benar
balasannya ada pada tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir
itu". (Al-Mu'minuun :117).
Dalil-dalil
macam Ibadah :
1.
Dalil Do'a.
Firman
Allah Ta'ala : "Artinya : Dan Tuhanmu berfirman : Berdo'alah kamu
kepada-Ku niscaya kan Ku- perkenankan
bagimu. Sesungguhnya, orang-orang yang enggan untuk beribadah kepada-Ku pasti
akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina". (Ghaafir : 60).
Dan
diriwayatkan dalam hadits : "Artinya : Do'a itu adalah sari ibadah".
( Hadits Riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami' Ash-Shahiih, kitab Ad-Da'waat, bab
1. "Maksud hadits ini adalah bahwa segala macam ibadah, baik yang umum
maupun yang khusus, yang dilakukan seorang mu'min, seperti mencari nafkah yang
halal untuk keluarga, menyantuni anak yatim dll, semestinya diiringi dengan
permohonan ridha Allah dan pengharapan balasan ukhrawi. Oleh karena itu Do'a (permohonan
dan pengharapan tersebut) disebut oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
sebagai sari atau otak ibadah, karena senantiasa harus mengiringi gerak
ibadah").
2.
Dalil Khauf (takut).
Firman
Allah Ta'ala : "Artinya : Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi
takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang yang beriman". (Ali 'imran
: 175).
3.
Dalil Raja' (pengharapan).
Firman
AllahTa'ala. "Artinya : Untuk itu barangsiapa yang mengharap perjumpaan
dengan Tuhanya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah
mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya". (Al-Kahfi :
110).
4.
Dalil Tawakkal (berserah diri).
Firman
Allah Ta'ala : "Artinya : Dan hanya kepada Allah-lah supaya kamu
bertawakkal, jika kamu benar- benar orang yang beriman". (Al-Maa'idah :
23).
"Artinya
: Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang akan mencukupinya".
(Ath-Thalaaq : 3).
5.
Dalil Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas) dan Khusyu'
(tunduk).
Firman
Allah Ta'ala. "Artinya : Sesungguhnya mereka itu senantiasa berlomba-lomba
dalam (mengerjakan) kebaikan-kebaikan serta mereka berdo'a kepada Kami dengan penuh
minat (kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), sedang mereka itu
selalu tunduk hanya kepada Kami". (Al-Anbiyaa : 90).
6.
Dalil Khasy-yah (takut).
Firman
Allah Ta'ala. "Artinya : Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi
takutlah kepada-Ku". (Al-Baqarah : 150).
7.
Dalil Inabah (kembali kepada Allah).
Firman
Allah Ta'ala. "Artinya : Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu serta berserah
dirilah kepada-Nya (dengan mentaati perintah-Nya), sebelum datang adzab kepadamu,
kemudian kamu tidak dapat tertolong (lagi)". (Az-Zumar : 54).
8.
Dalil Isti'anah (memohon pertolongan).
Firman
Allah Ta'ala. "Artinya : Hanya kepada Engkau-lah kami beribadah dan hanya
kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan". (Al-Faatihah : 4).
Dan
diriwayatkan dalam hadits. "Artinya : Apabila kamu memohon pertolongan,
maka memohonlah pertolongan kepada Allah". (Hadits Riwayat At-Tirmidzi
dalam Al-Jaami' 'Ash-Shahiih, kitab Shifaat Al-Qiyaamah wa Ar-Raqa'iq wa
Al-Wara : bab 59 dan riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad. Beirut Al-maktab
Al-Islami 1403H jilid 1 hal. 293, 303, 307).
9.
Dalil Isti'adzah (meminta perlindungan).
Firman
Allah Ta'ala. "Artinya : Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan yang
Menguasai subuh". (Al-Falaq : 1).
Dan
firman-Nya : "Artinya : Katakanlah Aku berlindung kepada Tuhan manusia.
Penguasa manusia". (An-Naas : 1-2).
10. Dalil
Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan).
Firman
Allah Ta'ala. "Artinya : (Ingatlah) tatkala kamu meminta pertolongan
kepada Tuhanmu untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya
bagimu". (Al-Anfaal : 9).
11. Dalil Dzabh
(penyembelihan).
Firman
Allah Ta'ala. "Artinya : Katakanlah. Sesungguhnya shalatkku,
penyembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam,
tiada sesuatu-pun sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan
aku adalah orang yang pertama kali berserah diri (kepada-Nya)". (Al-An'am
: 162-163).
Dalil
dari Sunnah.
"Artinya
: Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah". (Hadits
Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Adhaahi, bab 8 dan riwayat Imam Ahmad
dalam Al-Musnad, jilid 1, hal. 108, 118 dan 152)
12. Dalil Nadzar.
Firman
Allah Ta'ala. "Artinya : Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu
hari yang siksanya merata di mana-mana". (Al-Insaan : 7).
Fote Note.
1.
Abu Al-Fidaa : Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurasy
Ad-Dimasyqi (701-774H - 1302-1373M). Seorang ahli ilmu hadits, tafsir, fiqh dan
sejarah. Diantara karyanya : Tafsir Al-Qur'aan Al-Azhim, Thabaqat Al-Fuqahaa
Asy Syafiiyyun, Al-Bidayah wa An-Nihayah (sejarah), Ikhtishaar 'Uluum
Al-Hadits, Syarh Shahih Al-Bukhari (belum sempat dirampungkannya).
Semoga artikel ini
bermanfaat bagi kita semua, anda pun bisa mendownloadnya dalam bentuk PDF .
Download PDFIkuti Panduan Download jika anda kesulitan untuk mendownloadnya
Jika linknya sudah mati atau tidak bisa mendownload silahkan hubungi Pengelola
0 komentar:
Posting Komentar