Manhaj Haroki

Manhaj Haraki (metode gerakan) adalah kisah perjalanan hidup Rasulullah saw semenjak diutus yang ditandai dengan turunnya wahyu pertama (Al-‘Alaq) hingga wafatnya. Kisah ini digambarkan menjadi sebuah langkah dan tahapan-tahapan gerakan Islam untuk menegakkan hukum Allah di muka bumi. Tahapan-tahapan ini dibagi menjadi lima tahap yaitu :

  1. Sirriyatu Ad-Da’wah wa Sirriyatu At-Tandzim (Dakwah dan Struktur Tertutup).
  2. Jahriyatu Ad-Da’wah wa Sirriyatu At-Tandzim (Dakwah Terbuka dan Struktur Tertutup).
  3. Iqamatu Ad-Daulah (Mendirirkan Negara).
  4. Ad-Daulatu wa Tastbitu Da’amiha (Pemantapan Sendi-sendi Negara).
  5. Intisyaru Ad-Da’wati fil Ardhi (Menyebarkan Dakwah ke Seluruh Dunia).


TAHAP PERTAMA : Sirriyatu Ad-Da’wah wa Sirriyatu At-Tandzim (Dakwah dan Struktur Tertutup)

Tahapan pertama ini dimulai dari turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril ‘alaihissalam kepada Rasulullah di gua Hira’,  ‘Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (Al-‘Alaq:1). Seteleh itu Allah memerintahkan kepadanya untuk memberikan peringatan kepada kaumnya agar menuju kepada keridhaan-Nya yaitu pad surat Al-Hijr: 89. Pada tahap ini Rasulullah tidak menyampaikannya secara terbuka tetapi melalui orang-orang terdekatnya seperti istrinya Khadijah, sahabatnya Abubakar ra, Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah.

Pada tahap awal ini sudah terkumpul sekitar 60 orang muslim generasi pertama. Startegi dakwah yang diterpakan adalah dakwah secara komprehensip (khusus) yaitu menyamapaikan kepada orang-orang terdekat yang dipercaya. Dan hal ini didukung oeh faktor Intelegensi dan status sosial pendakwah. Karakter individual ini tercermin pada pribadi Abubakar ra yaitu budi pekertinya yang responsive, penyanyang dan toleran, intelegensinya yaitu mengetahui nasab Quraisy serta kelebihan dan kekurangan suku ini, Status sosialnya dan profesinya yaitu pedagang dan banyak tokoh yang meminta pertimbangnnya dlam berbagai hal. Keberhasilan dakwah ini juga didukung oleh peranwanita dalam dakwah tertutup ini.

Setiap tahap dakwah kaum Muslimin selalu diiringi dengan pelaksanaan shalat. Perintah shalat turun kepada Rasulullah melalui Jibril as. Jibril as mencontohkan bagaimana berwudhu lalu mengajarkan tata cara shalat. Rasul pun mengajarkannya kepada istrinya Khadijah dan orang-orang terdekat. Dalam pelaksanaannya shalat pada masa ini dilakukan dengan tersembunyi.

Pada mulanya kaum Quraisy tidak memberikan reaksi terhadap sikap kaum Muslimin. Karena pada masa itu ada kaum yang menjauhi berhala dan mereka mengira pandangan Islam identik dengan kaum tersebut. Kecurigaan kaum Quraisy juga tidak terlalu besar selama kaum Muslimin membatasi diri dalam kalangan mereka sendiri, tidak mencampuri urusan masyarakat jahiliyah dalam bentuk kritikan, konfrontasi, maupun perselisihan secara terang-terangan.

Pada tahap ini Rasulullah membangun akidah yang benar secara mantap kepada kaum Muslimin. Karena dair akidah yang lurus ini menghasilkan peribadatan dan perilaku yang benar, mengukukuhkan keteguhan terhadap kebenaran dan keberanian berkorban di jalan-Nya. Setelah pemantapan basis terbentuk lalu dilaksanakan tahapan berikutnya yaitu dakwah secara terbuka yang ditandai dengan turunnya wahyu yaitu: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik (Al-Hijr: 94); Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (Asy-Syuara: 214); Dan katakanlah sesungguhnya aku adalah pemeberi peringatan yang menjelaskan (Al- Hijr: 89).

TAHAP KEDUA: Jahriyatu Ad-Da’wah wa Sirriyatu At-Tandzim (Dakwah Terbuka dan Struktur Tertutup)

Pada masa awal tahap kedua ini dibutuhakan adanya penjagaan. Sanak keluarga biasanya lebih memenuhi kesanggupan dalam penjagaan ini. Oleh karena itu dakwah pertama dilakukan kepada kerabat. Dan kaum muslimin mendapatkan penjagaan dari pamannya Abu Thalib dalam berdakwah, sehingga timbul konflik intern diantara (Abu Thalib dan Abu Lahab) di barisan penduduk Makkah. Umtuk menghindari adanya konflik yang lebih besar maka kaum Muslimin berpaling dari orang-orang musyrik. Hal ini dilandasi oleh dua pemikiran yaitu Pertama, komitmen kepada sirah dakwah selaras dengan petunjuk-petunjuknya, tanpa membangkitkan kemarahan lawan. Kedua, meniadakan pembalasan terhadap ganguan kaum musyrikin, yang biasa menteror umat Islam secara fisik maupun mental.

Program pengembangan akidah pada masa ini juga sudah bertambah yaitu dengan mencanangkan iman kepada Allah Yang Esa, iman kepada Rasulullah saw, dan iman kepada hari akhir. Hal ini menyebabkan terusiknya akidah kaum musyrikin dan mengisyaratkan konfrontasi terhadap meraka. Dakwah ini muali disampaikan kepada masyarakat luas yaitu kepada bangsa romawi dan bangsa arab yang datang ke Makkah. Sifat Islam yang diajarkan menyebabkan dampak yang fatal bagi masyarakat jahiliyah Makkah, yaitu: Pertama, masalah ketauhidan La ilaha illallah. Ajaran ini menghancurkan keyakinan masyarakat jahiliyah di Makkah secara total. Kedua, prinsip persaman derajat manusia. Prinsip inilah yang kan menghancurkan nilai-nilai masyarakat tersebut.

Untuk menjaga ketertutupan struktur, maka harus dipilih tempat berkumpul ynag jauh dari keramaian manusia. Maka rumah Al-Arqam di bukit Shafa dijadikan tempat pertemuan kaum Muslimin. Kerahasian ini terjaga cukup lama disebabkan tiga faktor yaitu: Pertama, Al-Arqam tidak diketahui keislamannya. Kedua,Al-Arqam ra berasal dari Bani Makhzum yaitu kabilah yang memerangi Bani Hasyim. Ketiga, usia Al-Arqman yang masih sangat muda (16 tahun).

Dikutip dari buku Manhaj Haraki
Karya : Syaikh Munir Muhammad Al Ghadban






0 komentar:

Posting Komentar

Kebun Emas 250 x 250