PKS Adalah Pilihan, Golput Adalah Keputusasaan

Seperti bunyi judul salah satu lagu dari Krisdayanti, Menghitung Hari. Di mana beberapa lagi Indonesia akan menggelar sebuah hajatan besar, yaitu pesta demokrasi yang disebut dengan Pemilu. Yaaa…pemilu sudah di ambang pintu. Segala sesuatu yang berkenaan dengan aktivitas untuk menyambut perhelatan akbar ini terus dipersiapkan oleh pihak2 yang berwenang. Namun apapun itu bentuknya cuma satu yang kita harapkan, ialah agar pemilu ini dapat berlangsung dengan damai serta jurdil (jujur dan adil).
Sehubungan dengan itu, jadwal pemilu pun sudah ditetapkan. Pemilu 2014 ini  akan dilaksanakan dua kali, yaitu Pemilu Legislatif (Pileg) pada tanggal 9 April 2014 yang akan memilih para anggota dewan legislatif dan  Pemilu Presiden (Pilpres) pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan memilih Presiden dan Wakil Presiden. Begitu pula dengan jadwal kampanye bagi partai-partai peserta pemilu juga sudah disusun sedemikian rupa, supaya dapat berjalan dengan tertib dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Adapun yang menjadi undangan dari pesta pemilu ini adalah seluruh rakyat Indonesia yang sudah memenuhi persyaratan sebagai pemilih, tanpa terkecuali. Oleh karena itu kepada semua warga masyarakat di Republik ini, yang namanya sudah terdaftar sebagai pemilih diharapkan agar bisa menggunakan hak suaranya pada saat pemilu nanti. Salurkan aspirasi anda di dalam bilik suara yang bernama TPS. Ingat, suara anda hari ini akan menentukan nasib masa depan anda di 5 tahun mendatang…!
Golput: Golongan Putus asa
Sebagaimana pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu kali inipun tak pernah lepas dari pro dan kontra. Bahwa ada banyak karakter pemilih yang akan turut meramaikan  pemilu tahun ini, dan ini sudah merupakan sunnatullah. Yaitu dari yang paling bersemangat ingin ikut terjun (berpartisipasi) di dalamnya, kemudian ada yang ogah-ogahan (setengah hati), bahkan sampai ada yang memilih untuk tidak ikutan sama sekali alias golput. Bagi yang bersemangat dan yang ogah-ogahan, saya tidak akan membahasnya lebih lanjut. Namun saya cuma ingin membahas orang-orang yang masuk dalam golput ini. Siapa sajakah mereka…?
Golput (golongan putih) adalah sebutan untuk orang-orang yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi atau pemilu. Ada berbagai alasan/faktor mengapa mereka tidak mau berpartisipasi dalam pemilu. Yang jelas fenomena golput ini sudah ada sejak diselenggarakannya pemilu pertama  di Indonesia pada tahun 1955. Dan semakin marak kehadirannya pada masa pemerintahan Orde Baru (Orba) pada tahun 1971. Yang dimotori oleh beberapa orang di antaranya adalah Arief Budiman, Julius Usman dan almarhum Imam Malujo Sumali (Pengertian Golput dalam Pemilu: Masruhin Dander; 2012)
Sedangkan alasan/faktor mengapa orang lebih memilih golput menurut saya ada 2, yaitu faktor ketidaksengajaan dan kesengajaan. Yang pertama adalah faktor ketidaksengajaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan (kejadian) yang di luar dugaan atau ketidakmampuan seseorang untuk menolaknya, bertepatan dengan hari H atau waktu pencoblosan. Misalnya karena alasan musibah (sakit, meninggal dunia, bencana alam, dan lain-lain) baik menimpa yang bersangkutan, sanak famili, tetangga, teman dan lain sebagainya. Bisa juga karena alasan bepergian, pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan, kelupaan, ketiduran, dan seterusnya. Atau bisa juga karena tidak terdaftar sebagai pemilih serta alasan karena salah mencoblos pada saat pemungutan suara, karena faktor ketidaktahuan atau kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai pemilu itu sendiri (terkait surat suara dan tatacara pencoblosan).
Yang kedua adalah faktor kesengajaan. Yaitu adanya unsur kesengajaan yang dilakukan oleh seseorang untuk tidak memilih pada saat pemilu berlangsung. Hal ini dilandasi oleh berbagai alasan atau kemungkinan. Antara lain ialah karena merasa tidak ada partai atau calon (caleg dan capres) yang layak untuk dipilih. Menganggap ada atau tidak adanya pemilu hasilnya sama saja, bahwa pemilu tidak akan pernah mengubah keadaan yang sudah kadung dianggap rusak/bobrok/kisruh. Beranggapan bahwa pemilu ini hanya akan menguntungkan segelintir orang yang berkepentingan di dalamnya.
Selain dari beberapa  faktor kesengajaan di atas, menurut saya ada lagi yang lebih ekstrem, yaitu faktor keagamaan dan kesukuan (SARA), idealisme dan lain-lain. Masuk pula dalam kategori ini ialah adanya sekelompok orang (Islam) yang menghujat dan mengecam pemilu sebagai salah satu produk demokrasi yang tak boleh diikuti, apalagi terjun langsung sebagai peserta pemilu. Karena bagi mereka demokrasi itu merupakan sebuah sistem kufur yang tidak ada hubungan sama sekali dengan Islam dan bertentangan dengan hukum Islam. Oleh karenanya segala sesuatu yang berkaitan dengan demokrasi haram hukumnya, termasuk juga pemilu…!
Namun apapun itu bentuknya, menurut saya golput bukanlah sikap yang tepat untuk dijadikan pegangan. Sebab golput merupakan kumpulan orang-orang yang tidak memiliki kepekaan (sense of belonging) terhadap segala persoalan bangsa ini. Cerminan dari orang-orang yang apatis dan pesimis. Gambaran dari orang-orang yang tidak mempunyai semangat hidup yang tinggi serta mudah sekali berputus asa. Tidak punya pilihan hidup, hanya berpasrah kepada nasib belaka. Padahal dalam Islam sendiri sudah diajarkan bahwa kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah SWT.
PKS: Solusi Pilihan
Terlepas dari itu semua, hidup ini harus terus berjalan. Apapun yang terjadi kita harus tetap optimis, bahwa  cepat atau lambat kita pasti akan menemui jalan keluar dari semua kemelut yang kita hadapi sekarang ini. Indonesia membutuhkan orang-orang yang baik (shalih), cerdas, jujur dan amanah. Dan itu tidak bisa dilakukan hanya dengan berdiam diri dan berdoa saja. Harus ada aksi nyata yang ditunjukkan dan diberikan kepada bangsa ini.
Bagaimana mungkin di satu sisi kita menginginkan suatu perubahan dalam parlemen dan pemerintahan, namun di sisi yang lain kita tidak mau terlibat langsung di dalamnya. Walaupun cuma sekedar meluangkan waktu kita selama 5 menit saja di dalam bilik suara. Di satu sisi kita teriak-teriak mengatakan demokrasi yang bertentangan dengan hukum Islam (kufur), namun di sisi yang lain kita lupa bahwa selama ini kita telah makan dan minum dari hasil produk demokrasi itu sendiri.
Untuk itu sebagai bentuk dari rasa kepedulian & kecintaan kepada Tanah Air, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) hadir untuk memberikan solusi. PKS bisa menjadi salah satu pilihan dari sekian banyak pilihan yang ada. Sebagai partai Islam yang modernis, kiprahnya di dunia perpolitikan Indonesia tak perlu diragukan lagi. Saat ini, PKS menjadi satu-satunya partai Islam terbesar di sini.
Dengan ditopang kader-kader yang berkualitas, baik dari segi ilmu duniawi maupun ukhrawi, PKS siap bersaing dengan jutaan anak bangsa lainnya. Siap bersinergi demi kemajuan Ibu Pertiwi. Siap memberikan sumbangsih dan karya nyatanya bagi negeri. Tiga kali mengikuti pemilu, PKS sudah membuktikan dirinya sebagai partai yang tak bisa dianggap remeh oleh kawan maupun lawan.
Sejumlah kader-kadernya yang saat ini duduk di badan legislatif maupun eksekutif, telah berhasil menunjukkan jati dirinya siapa dan bagaimana mereka. Walaupun jumlah mereka masih tergolong kecil (sedikit), namun itu tak menyurutkan langkah mereka untuk terus menegakkan amar ma’ruf nahi munkar di manapun berada. Begitu pula dengan para kadernya yang di luar parlemen dan pemerintahan, mereka tetap bahu-membahu memberikan karya nyatanya, meski sekecil apapun jua itu bentuknya. Bahwa mereka memang “berbeda” dari yang lain, itulah faktanya…
Maka, jangan pernah ragu untuk memilih PKS pada pemilu tanggal 9 April nanti. Karena PKS ada memang untuk menyelamatkan Indonesia. Ingat, jangan pernah  mau diajak  menjadi golput… karena ini bukanlah watak para pejuang, namun merupakan watak para pecundang… Allahu Akbar…!!


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/03/12/47613/pks-adalah-pilihan-golput-adalah-keputusasaan/#ixzz2xM2Uu9dR


Kewajiban-Kewajiban Seorang Al Akh

"Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati  mereka,  tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Al-Anfal: 63)
Wahai Ikhwan yang tulus...Imanmu  kepada  bai'at  ini  mengharuskanmu  untuk  menunaikan  kewajiban-kewajiban berikut, sehingga engkau menjadi 'batu bata' yang kuat bagi bangunan:
1. Hendaklah engkau memiliki wirid harian dari Kitabullah tidak kurang dari satu juz Usahakan untuk mengkhatamkan Al-Qur'an dalam waktu tidak lebih dari sebulan dan tidak kurang dari tiga hati.
2. Hendaklah engkau membaca Al-Qur'an dengan baik,  memperhatikannya dengan
seksama,  dan merenungkan artinya.  Hendaklah engkau juga mengkaji sirah Nabi
dan  sejarah  para  salaf  sesuai  dengan  waktu  yang  tersedia.  Buku  yang  dirasa
mencukupi kebutuhan ini minimal adalah buku Humatul Islam. Hendaklah engkau
juga banyak membaca hadits Rasul Allah saw., minimal hafal empat puluh hadits;
ditekankan  untuk  Al-Arba'in  AnNawawiyah.  Dan  hendaklah  engkau  mengkaji
risalah tentang pokok-pokok aqidah dan cabang-cabang fiqih.
3. Hendaklah  engkau  bersegera  melakukan  general  check  up  secara  berkala  atau
berobat, begitu penyakit terasa mengenaimu. Di samping itu perhatikanlah faktorfaktor
 penyebab  kekuatan dan perlindungan  tubuh,  dan hindarilah faktor-faktor
penyebab lemahnya kesehatan.
4. Hendaklah  engkau  menjauhi  berlebihan  dalam  menkonsumsi  kopi,  teh,  dan minuman perangsang semisalnya,  janganlah engkau meminumnya kecuali  dalam
keadaan darurat, dan hendaklah engkau menghindar sama sekali dari rokok.
5. Hendaklah engkau perhatikan urusan kebersihan dalam segala hal,  menyangkut:
tempat  tinggal,  pakaian,  makanan,  badan,  dan  tempat  kerja,  karena  agama  ini
dibangun di atas dasar kebersihan.
6. Hendaklah engkau jujur dalam berkata, jangan sekali-kali berdusta.
7. Hendaklah engkau menepati janji,  janganlah mengingkarinya,  betapa pun kondisi
yang engkau hadapi.
8. Hendaklah engkau pemberani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah
terus-terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia,  berani
mengakui  kesalahan,  adil  terhadap  diri  sendiri,  dan dapat  menguasainya  dalam
keadaan marah sekalipun.
9. Hendaklah  engkau  senantiasa  bersikap  tenang  dan  berkesan  serius.  Namun
janganlah keseriusan itu menghalangimu dari canda yang benar, senyum, dan tawa.
10. Hendaklah  engkau  memiliki  rasa  malu  yang  kuat,  berperasaan  sensitif,  sangat
mudah terpengaruh (peka)  oleh kebaikan dan keburukan;  yakni  munculnya rasa
bahagia untuk yang pertama dan rasa tersiksa untuk yang kedua. Hendaklah pula
engkau rendah hati  tanpa menghina diri,  bersikap taklid (yes  man),  dan terlalu
berlunak hati. Dan hendaklah engkau memuntat -dari orang lain- lebih rendah dari
martabatmu untuk mendapatkan martabarmu yang sesungguhnya.
11 . Hendaklah engkau bersikap adil dan benar dalam memutuskan suatu perkara, pada
setiap  situasi.  janganlah  kemarahan  melalaikanmu  untuk  berbuat  kebaikan,
janganlah mata keridhaan engkau pejamkan dari  perilaku yang buruk, janganlah
permusuhan membuatmu lupa dari  pengakuan jasa baik,  dan hendaklah engkau
berkata benar meskipun itu merugikanmu atau merugikan orang yang paling dekat
denganmu.
12. Hendaklah  engkau  menjadi  pekerja  keras  (work  aholic)  dan  terlatih  dalam
menangani  aktivitas  sosial.  Hendaklah  engkau  merasa  bahagia  jika  dapat
mempersembahkan  bakti  untuk  orang  lain,  gemar  membesuk  orang  sakit,
membantu  orang  yang  membutuhkan,  menanggung  orang  yang  lemah,
meringankan beban orang yang tertimpa musibah meskipun hanya dengan katakata
yang baik,dan senantiasa bersegera berbuat kebaikan.
13. Hendaklah engkau berhad kasih, dermawan, toleran, pemaaf, lemah lembut kepada
manusia  maupun binatang,  berperilaku  baik dalarn  berhubungan  dengan semua
orang, menjaga etika-etika sosial Islam, menyayangi yang kecil dan menghormati
yang besar, memberi tempat kepada orang lain dalam majelis, tidak memata-matai,
tidak menggunjing,  tidak mengumpat,  meminta izin jika masuk maupun keluar
rumah, dan lain-lain.
14. Hendaklah  engkau  pandai  membaca  dan  menulis,  memperbanyak  menelaah
terhadap risalah Ikhwan, koran, majalah, dan tulisan lainnya.  Hendaklah engkau
membangun perpustakaan khusus,  seberapa pun ukurannya;  konsentrasi  terhadap
spesifikasi  keilmuan dan keahlianmu jika  engkau  seorang Spesialis;  menguasai
persoalan Islam secara  umum penguasaan yang membuatnya dapat  membangun
persepsi  yang baik  untuk menjadi  referensi  bagi  pemahaman  terhadap  tuntutan
fikrah.
15. Hendaklah engkau memiliki  proyek usaha ekonomi  betapapun kayanya engkau,
utamakan proyek mandiri betapapun kecilnya,  dan cukupkanlah dengan apa yang
ada pada dirimu betapa pun tingginya kapasitas keilmuanmu.
16. Janganlah engkau terlalu berharap untuk menjadi pegawai negeri dan jadikanlah ia
sesempit-sempit  pintu  rezeki.  Namun  jangan  engkau  tolak,  jika  diberi  peluang
untuk  itu.  janganlah  engkau  melepaskannya,  kecuali  jika  ia  benar-benar
bertentangan dengan tugas-tugas dakwahmu.
17. Hendaklah  engkau  perhatikan  penunaian  tugas-tugasmu;  bagaimana  kualitasnya
dan kecermatannya, jangan mempu, dan hendaklah menepati kesepakatan.
18. Hendaklah engkau memenuhi hakmu dengan baik dan memenuhi hak-hak orang
lain  dengan  sempurna,  tanpa  dikurangi  dan  berlebihan;  janganlah  pula  engkau
menunda-nunda pekerjaan.
19. Hendaklah engkau menjauhkan judi dengan segala macamnya, betapapun maksud
di  baliknya;  dan  hendaklah  engkau  menjauhi  mata  pencaharian  yang  haram,
betapapun keuntungan besar yang ada di baliknya.
20. Hendaklah engkau menjauh dari riba dalam setiap aktivitasmu, dan sucikan ia dari
riba sama sekali.
21. Hendaklah  engkau  memelihara  kekayaan  umat  Islam  secara  umum  dengan
mendorong  berkembangnya  pabrik-pabrik  dan  proyek-proyek  ekonomi  Islam.
Hendaklah  engkau  juga  menjaga  setiap  keping  mata  uang  agar  tidak  jatuh  ke
tangan  orang  non-Islam dalam keadaan  bagaimanapun.  jangan  berpakaian  dan
jangan makan kecuali dari produk negerimu yang Islam.
22. Hendaklah engkau memiliki kontribusi finansial dalam dakwah, engkau tunaikan
kewajiban  zakatmu,  dan  jadikan  sebagian  dari  hartamu  itu  untuk  orang  yang
meminta dan orang yang kekurangan, betapa pun kecil penghasilanmu.
23. Hendaklah  engkau  menyimpan  sebagian  dari  penghasilanmu  untuk  persediaan
masa-masa sulit,  betapa pun sedikit,  dan jangan sekali-kali  menyusahkan dirimu
untuk mengejar kesempurnaan.
24. Hendaklah  engkau  bekerja  -semampu  yang  engkau  bisa  lakukan-  untuk
menghidupkan  tradisi  Islam dan  mematikan  tradisi  asing  dalam setiap  aspek
kehidupanmu.  Misalnya  ucapan salam,  bahasa,  sejarah,  pakaian,  perabot  rumab
tangga,  cara.  kerja dan istirahat,  cara makan dan minum,  cara datang dan pergi,
serta gaya. melampiaskan rasa suka dan duka. Hendaklah engkau menjaga. sunah
dalam setiap aktivitas tersebut.
25. Hendaklah engkau memboikot peradilan-peradilan setempat atau seluruh peradilan
yang tidak islami.  Demikian juga gelanggang-gelanggang, penerbitan-penerbitan,
organisasi-organisasi,  sekolah-sekolah,  dan  segenap  institusi  yang  tidak
mendukung fikrahmu secara total.
26. Hendaklah engkau senantiasa merasa diawasi  oleh Allah, mengingat  akhirat,  dan
bersiap-siap  untuk  menjemputnya,  mengambil  jalan  pintas  untuk  menuju  ridha
Allah dengan tekad yang kuat, mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah sunah,
seperti: shalat malam, puasa tiga hari -minimal- setiap bulan, memperbanyak dzikir
(hati  dan  lisan),  dan  berusaha  mengamalkan  doa  yang  diajarkan  pada  setiap
kesempatan.
27. Hendaklah  engkau  bersuci  dengan  baik  dan  usahakan  untuk  senantiasa  dalam
keadaan berwudhu di sebagian besar waktumu.
28. Hendaklah  engkau  shalat  dengan  baik  dan  senantiasa  tepat  waktu  dalam
menunaikannya. Usahakan untuk senantiasa berjamaah di masjid jika itu mungkin
dilakukan.
29. Hendaklah  engkau  berpuasa  Ramadhan  dan  berhaji  dengan  baik,  jika  engkau
mampu melakukannya. Kerjakanlah sekarang juga jika engkau telah mampu.
30. Hendaklah engkau senantiasa menyertai  dirimu dengan niat  jihad dan cinta mati
syahid, Bersiaplah untuk itu, kapan saja kesempatannya tiba.
31. Hendaklah engkau senantiasa memperbarui  taubat  dan istighfarmu,  dan berhatihatilah
terhadap dosa yang kecil, apalagi dosa yang besar. Sediakan -untuk dirimu-beberapa
saat  sebelum tidur  untuk introspeksi  diri  terhadap apa-apa vang telah engkau lakukan, yang baik maupun yang buruk. Perhatikan waktumu, karena waktu adalah kehidupan itu sendiri. janganlah engkau pergunakan ia -sedikit pun- tanpa guna, dan janganlah engkau ceroboh terhadap hal-hal yang syubhat agar tidak jatuh ke dalam kubangan yang haram.
32. Hendaklah engkau berjuang meningkatkan kapasitasmu dengan sungguh-sungguh
agar  engkau  dapat  menerima  tongkat  kepemimpinan.  Hendaklah  engkau
menundukkan  pandanganmu,  menekan  emosimu,  dan  memotong  habis  selera selera rendah dari
jiwamu, bawalah ia hanya untuk menggapai yang halal dan baik, dan hijabilah ia dari yang haram,
dalam keadaan bagaimanapun.
33. Hendaklah  engkau  jauhi  khamer  dan  seluruh  makanan  atau  minuman  yang
memabukkan sejauh-jauhnya.
34. Hendaklah engkau menjauh dari pergaulan dengan orang jahat  dan persahabatan
dengan orang yang rusak, serta jauhilah tempat-tempat maksiat.
35. Hendaklah engkau perangi tempat-tempat iseng; jangan sekali-kali mendekatinya,
dan hendaklah engkau jauhi gaya hidup mewah dan bersantal-santai.
36. Hendaklah  engkau  mengetahui  anggota  katibah-mu  satu  persatu  dengan
pengetahuan  yang  lengkap,  juga  kenalkan  dirimu  kepada  mereka  dengan
selengkapnya.  Tunaikan hak-hak ukhuwah mereka dengan seutuhnya;  hak kasih
sayang, penghargaan. pertolongan, dan itsar. Hendaklah engkau senantiasa hadir di
majelis mereka dan tidak absen, kecuali karena udzur darurat, dan pegang teguhlah
sikap itsar dalam pergaulanmu dengan mereka.
37. Hendaklah  engkau  hindari  hubungan  dengan  organisasi  atau  jamaah  apapun
sekiranya  hubungan itu  tidak  membawa  maslahat  bagi  fikrahmu,  terutama  jika
diperintahkan untuk itu.
38. Hendaklah engkau menyebarkan dakwahmu di mana pun dan memberi informasi
kepada pemimpin tentang segala kondisi  yang melingkupimu.  janganlah engkau
berbuat  sesuatu yang berdampak strategis,  kecuali  dengan seizinnya.  Hendaklah
senantiasa  engkau  menempatkan dirimu  sebagai  'tentara  yang berada  di  tangsi,
yang tengah menanti instruksi komandan.
Wahai Ikhwan yang tulus ... !
Inilah bingkai  global  dakwahmu dan penjelasan ringkas fikrahmu. Engkau dapat menghimpun  prinsip-prinsip  ini  dalam lima  slogan:  Allah  ghayatuna (Allah  adalah tujuan kami),  Ar-Rasul qudwatuna (Rasul adalah teladan kami),  Al-Qur'an Dusturuna (Al Qur'an adalah undang-undang kami), Al-Jihad sabiluna (jihad adalah jalan kami), dan Asy-Syahid asma amanina (Mati syahid adalah cita-cita kami).
Engkau  pun  juga  bisa  menghimpunnya  dalam  berbagai  kata  berikut: kesederhanaan, tilawah, shalat, keprajuritan, dan akhlak. Cengkeramlah secara sungguh-sungguh bimbingan ini.  Jika tidak demikian maka
engkau  akan  jatuh  dalam barisan  qa'idin (yang  duduk-duduk  santai)  yang  akan mengantarkanmu menjadi pemalas dan tukang iseng. Saya yakin, jika engkau mengetahuinya dengan baik dan'  engkau menjadikannya cita-cita dan orientasi hidupmu, maka balasanmu adalah kehormatan hidup di dunia dan
kebajikan serta  ridha di  akhirat.  Engkau adalah bagian dari  kami  dan kami  bagian darimu. Jika engkau berpaling darinya lalu duduk-duduk santai  saja,  maka tiada lagi hubungan antara kita. Jika engkau seseorang yang biasa berada di depan dalam majelis kita, di pundakmu tertempel gelar-gelar mentereng, dan kau tampak begitu menonjol di antara kita, maka dudukmu akan dihisab oleh Allah dengan seberat-berat hisab. Maka pilihlah kedudukan untuk dirimu yang pas,  niscaya kami  memohonkan kepada Allah
-untuk kami dan untukmu- hidayah dan taufik-Nya. "Hai  orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jilka kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosadosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir  di bawahnya sungaisungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat  tinggal  yang baik di  dalam surga 'Adn Itulah keberuntungan yang besar.  Dan (ada lagi)  karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu)  pertolongan  dari  Allah  dan  kemenangan  yang  dekat  (waktunya).  Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. Hai orang-orang yang beriman,  jadilah  kamu  penolong-penolong  (agama)  Allah  sebagaimana  Isa  putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia,  'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongmu (untuk menegakkan agama) Allah?'Lalu segolongan dari kaum  Bani  Israil  beriman  dan  segolongan  (yang  lain)  kafir,  maka  Kami  berikan
kekuatan  kepada  orang-orang  yang  beriman  terhadap  musuh-musuh  mereka,  lalu mereka menjadi orang-orang yang menang." (Ash-Shaff: 10-14)



di kutip dari buku kumpulan Risalah Dakwah
karya Hasan al Banna


Kebun Emas 250 x 250